Monday, 14 June 2010

Salahkah Aku Minta Maaf?

Tengah Malam aku baru pulang dari tempat print tugas karena hampir satu angkatan print out tugas disana. Tempat jadi penuh. Mau lewat mesti bilang biar diberi ruang lebih untuk lewat. Aku baru tau tugas ini tadi pagi sekitar jam 10 an. Seharian ini aku lumayan sibuk. Temanku shella minta ditemenin ngobrol. Karena hari itu aku sudah janji akan meluangkan waktuku untuknya walau dikit. Karena itu aku berencana kerumahnya bikin tugas sambil mendengerkan dia bercerita. Setelah 2 jam lebih akhirnya tugasku hampir selesai. Tapi tiba-tiba laptop jadi aneh. Not responding. Oh tidaaak. Aku langsung buru-buru pulang. Tapi jalan keluar dari rumah Shella di aspal. Jadi mesti menunggu. Aeeh. Belum lagi ada temanku si Rosa yang sejak pagi minta barengan nge-print tugas. Aku jadi panik ga karuan. Dia terus menerus sms dan telpon minta secepatnya. Haah.. =,=

Setelah pulang aku malah dimarah oleh Koga. Kepalaku pusing sekali. Capek. Makan telat. Daritadi sibuk bolak balik. Mata sudah capek gara-gara kelamaan didepan layar laptop. Tapi kerjaan tidak ada yang benar-benar selesai. Niatnya pulang dengerin suara Koga biar agak baikan moodnya malah kena bentak. Kata-katanya setajam pisau. Serasa di tusuk berkali-kali ditempat yang sama. Sakit banget. Bahkan sakit dikakiku sudah tidak terasa lagi. Tanganku mati rasa dari tadi pegang handphone ga jelas. Di telpon. Dimatiin lagi. Di telpon lagi. Dan untuk kesekian kali dimatiin lagi. Aku ingin minta maaf karena telah membuatnya cemas. Tapi yang kudapatkan lain. Aku jadi serba salah. Minta maaf salah. Habis sudah kata-kataku. Pusing. Mataku sampai perih sekali. Hiks.