Saturday, 9 January 2010

Hamsterku bunuh diri. Percaya?

Aku punya dua ekor hamster yang sudah kupelihara dari 2 bulan lalu. Mereka kupelihara dengan penuh kasih sayang. Aku rajin mengganti air minumnya setiap hari. Aku memberi makanan yang beragam. Aku juga mengganti ampas kayu setiap minggunya. Aku memberi waktu nya untuk keluar kandang 1 jam perhari. Kurang bahagia apa coba.
Tapi hal itu tdak berlangsung lama. Makin lama ujian nasional makin datang merangkak perlahan-lahan seperti laba-laba. Makin lama hamster itu aku telantarkan. Aku mulai jarang merawatnya. Kasih makan juga kalau makanannya memang habis. Kandang jarang dibersihkan. Walaupun hamster rajin mandi sendiri tapi kalau kandang bau yang tetap saja bau. Aku mulai merubah jadwalku untuk belajar.

Ujian Nasional itu benar-benar terasa berat bagiku. Aku mulai berpikir macam-macam jikalau aku tidak lulus. Mulailah pikiran-pikiran negatif menyergap pikiranku dan membunuh harapan untuk kuliah. Karena ujian nasional makin mendekat si hamster mulai merasa dianaktirikan. Maka ketika aku membuka kandang agar mereka bisa jalan-jalan dikamar mereka senang sekali. Mereka berdua mulai berlari-lari kesana kemari. Kamarku terletak di lantai 2 - makanya punya teras. Tempat yang biasa di pakai jalan-jalan hamster yaitu dalam kamarku sampai teras. Mereka kubiarkan jalan-jalan sendiri seperti biasa.

Entah ini karena mereka merasa tidak bahagia lagi untuk dirawat olehku tiba-tiba mereka berjalan ke teras dan dengan gampangnya meloncati teras itu dan jatuh ke kolam - dibawah teras ada kolam ikan. Tidak usah diceritain lagi pasti sudah tahulah nasib hamsternya. Dari sini aku baru belajar ada juga istilah bunuh diri pada kamus hamster - bukankah binatang hidup pada instingnya? Duh jangan tanya, aku juga ga ngerti. Haha. Duh.. Semoga arwah hamster kesayanganku tenang. Maafkanlah majikanmu yang jahanam ini. Maaf ya.